Jumat, 16 April 2010

Mengusir Bosan para Siswa Jenius (bag : 5)

Dalam kacamata Yohanes, keberadaan sekolah-sekolah super untuk anak-anak jenius itu sangat diperlukan.Peranan sekolahsekolah tersebut bukan hanya untuk memaksimalkan kemampuan anak-anak jenius, melainkan juga untuk menggali potensi anakanak berkemampuan super yang berpeluang menjadi ilmuwanilmuwan andal atau berprestasi tinggi di bidang keahlian mereka. Menurut dia, sebenarnya tidak ada anak Indonesia yang bodoh. Yohanes memaparkan bukti, ketika menangani beberapa anak asal Papua, dirinya mendapati dua dari lima anak itu tergolong sebagai anak jenius.“Bisa jadi mutiara itu tidak akan ditemukan kalau mereka tetap berada di sekolah-sekolah asal mereka.”Di Indonesia, sekolah-sekolah yang khusus menampung anakanak jenius jumlahnya memang masih sedikit. Kalaupun ada, sifatnya bukan sekolah khusus melainkan kelas khusus. Di Jakarta, misalnya SMA Husni Tamrin, SMA BPK Penabur, dan SMA Negeri 3 telah menyediakan kelas-kelas super. Siswa-siswi yang belajar di kelas-kelas super itu, papar Yohanes, diharapkan nantinya bisa melanjutkan studi di universitas-universitas top di dunia dan menjadi murid para ilmuwan hebat peraih NobelApabila dibandingkan antara jumlah kelas-kelas super dengan anak-anak jenius yang ada di Indonesia, kondisinya masih belum ideal. Menurut Yohanes, idealnya kelas-kelas super itu diadakan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) dan tersebar di semua provinsi.


http://www.koran-jakarta.com/print-berita.php?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar